Temuan ini berdasarkan hasil studi lebih dari 200.000 galaksi dan melibatkan dua teknik, yakni teknik pengukuran pola cara galaksi didistribusikan di luar angkasa dan menentukan seberapa cepat kluster galaksi terbentuk. Kedua teknik ini memastikan keberadaan energi gelap serta kecepatan perluasan semesta.
Teori energi gelap pertama kali muncul pada 1990. Untuk menghitung percepatan perluasan energi ini, astronom harus menulis ulang teori gravitasi Albert Einstein atau menerima teori kosmos diisi jenis energi yang belum diteliti.
"Aksi energi gelap ini seperti melempar bola ke udara, dan bola itu terus melaju kencang ke langit,” ujar penulis studi Chris Blake dari Swinburne University of Technology di Melbourne, Australia.
Hasilnya energi gelap merupakan konstan kosmologis seperti kata Einstein. “Jika gravitasi pelakunya, kita tak akan melihat efek konstan energi gelap," katanya. Meski begitu, ilmuwan mengakui, fenomena energi gelap masih butuh banyak penjelasan.
Oleh: Billy A. Banggawan - inilah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar