Kimia Hijau, ”new but old stuff” yang sedang trendi
Kimia hijau atau green chemistry  adalah sebuah paradigma baru yang menggiatkan rancangan proses dan  produk yang bisa memperkecil bahkan menghilangkan penggunaan maupun  pembentukan bahan kimia beracun dan berbahaya.  Sedikit berbeda dengan  cakupan bahasan kimia lingkungan yang mengurusi aspek-aspek kimia dalam  lingkungan, maka kimia hijau lebih mengarahkan pandangannya pada  persoalan mencari metode proses kimia yang lebih ramah lingkungan,  mengurangi, dan mencegah polusi serta sumber polusinya.
Bisa dikatakan kimia hijau adalah pengetahuan basi karena hanyalah hasil kolaborasi dari  beragam disiplin ilmu kimia yang telah mapan sebelumnya.  Tapi yang  menjadikan dia bersinar di lingkup disiplin kimia adalah konsepnya.   Paradigma kimia hijau ini telah mengundang dan menuntun para ilmuwan  untuk mengembangkan inovasi proses kimia yang menggeser,  menambah/mengurangi atau memperbaharui proses kimia  tradisional-konvensional menjadi lebih ramah terhadap lingkungan maupun  manusia tanpa meninggalkan prinsip-prinsip optimasi proses produksi.   Berikut ini akan dipaparkan sedikit konsep-prinsip kimia hijau.
Tahun 2005, Ryoji Noyori  mengajukan tiga aspek pengembangan kimia hijau, yaitu karbon dioksida  superkritis sebagai pelarut hijau, hidrogen peroksida sebagai agen  oksidasi hijau, dan penggunaan hidrogen dalam sintesis senyawa  asimetris.  Aspek-aspek tersebut menjadi jauh lebih beragam seiring  dengan berkembang pesatnya gairah ilmuwan bergiat di bidang kimia hijau.   Proses kimia dalam reaktor ukuran mikro, proses kimia yang melibatkan  cecair ionik (ionic liquids) maupun reaksi kimia dalam pelarut multi fasa adalah sedikit contoh tambahan aspek.
1. Mencegah terbentuknya sampah sisa  proses kimia dengan cara merancang sintesa kimia yang mencegah  terbentuknya sampah atau polutan.
2. Merancang bahan kimia dan produk  turunannya yang aman yang menghasilkan produk kimia yang efektif tapi  tanpa atau rendah efek racunnya.
3. Merancang sintesa kimia yang jauh  berkurang efek bahayanya, berarti merancang proses dengan menggunakan  dan menghasilkan senyawa yang memiliki sedikit atau tanpa efek beracun  terhadap manusia dan lingkungan
4. Memanfaatkan asupan proses kimia dari  material terbaharukan.  Bahan baku dari produk agrikultur atau  aquakultur bisa dikatakan sebagai bahan baku terbaharukan, sedangkan  hasil pertambangan dikatakan sebagai bahan tak dapat diperbaharui.
5. Menggunakan katalis.  Reaksi yang  memanfaatkan katalis memiliki keunggulan karena hanya menggunakan  sedikit material katalis untuk mempercepat dan menaikkan produktifitas  dan proses daur reaksi.
6. Menghindari proses derivatisasi tehadap senyawa kimia.  Artinya menghindari tahapan pembentukan senyawa antara atau derivat ketika melakukan reaksi, karena agen derivat tersebut menambah hasil samping atau hanya terbuang percuma sebagai sampah.
7. Memaksimalkan ekonomi atom  dengan jalan merancang proses sehingga hasil akhir mengandung  perbandingan maksimum terhadap asupan awal proses sehingga tidak  menghasilkan sampah atom.
8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi  yang lebih aman dengan cara mencoba menghindari penggunaan pelarut,  agen pemisah, atau bahan kimia pembantu lainnya. Pelarut digunakan  seminimal mungkin dan tidak menimbulkan masalah pencemaran atau  kerusakan terhadap lingkungan dan atmosfer.  Air adalah contoh pelarut  segala (universal solvent) yang ramah lingkungan.
9. Meningkatkan efisiensi energi yaitu  melakukan reaksi pada kondisi mendekati atau sama dengan kondisi  alamiah, misalnya suhu ruang dan tekanan atmosfer.
10. Merancang bahan kimia dan produknya  yang dapat terdegradasi setelah digunakan menjadi material tidak  berbahaya atau tidak terakumulasi setelah digunakan.
11. Analisis pada waktu bersamaan dengan  proses produksi untuk mencegah polusi.  Dalam sebuah proses, dimasukkan  tahapan pengawasan dan pengendalian bersamaan dengan dan sepanjang  proses sintesis untuk mengurangi pembentukan produk samping.
12. Memperkecil potensi kecelakaan yaitu  merancang bahan kimia dan wujud fisiknya yang dapat meminimalkan  potensi kecelakaan kimia misalnya ledakan, kebakaran, atau pelepasan  racun ke lingkungan.
Untuk selanjutnya, aneka gagasan tentang kimia hijau bisa ditemukan di situs “How green can you go“.
 
 
 

 
 



Tidak ada komentar:
Posting Komentar